Nasionalisme Versi Ibuku


Dua tahun lalu, ibuku tak bisa pasang bendera waktu agustusan karena benderanya sobek, mau beli katanya tanggung mending buat tahun depan. Tahun kemaren, ibuku batal pasang bendera lagi krna tiang benderanya terpaksa dipakai untuk pengganti tiang antena tv yang patah.

Tahun ini, tiang sudah ada, bendera sudah ada,..waktu dipasang tiba-tiba angin kencang dan tiangnya patah, bnderanya jatuh dan kotor. Hasilnya.... setiap 17 agustusan ibuku tak pernah pasang bendera.

Tapi, bicara nasionalisme... dia punya rasa yang kuat... 
Ibuku lebih suka makanan Indonesia daripada makanan luar (jelas krna tak biasa lidahnya..)
Ibuku lebih suka mendengar musik dan menonton film Indonesia daripada musik atau film asing (iya laah.. dia nggak ngerti bahasanya...)
Dan yang pasti, ibuku tak suka gaya pakaian ala luar terutama pakaian ala barat, korea, dsb (tentu aja, mau dipakai kemana sama dia?...)

Yang jelas, nasionalisme tidak bisa diukur dari apapun yang terlihat... itu ada di dalam hati dan terwujud dalam tingkah laku yang baik dan bersifat membangun bagi negara ini.
Baik atau buruknya kondisi di negaraku, aku tetap cinta Indonesia. Semoga bangsa kita semakin banyak memiliki sumberdaya manusia dan alam yang memberi kebaikan bagi semua..

Selamat Ulang Tahun, Indonesia!

*17 Agustus 2012*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi "Masawang-sawangan" dan "Matombol-tombolan" Keluarga Kawanua dan Khidmat Paskah dalam Masa Pandemi Covid-19

Ketika Sambal Roa dan Pecel Madiun Bertemu dalam Jamuan Sosial dan Kekinian

Pidato Jokowi dan Kiprah Indonesia di PBB