Salut...
Salut...sebuah kata untuk seorang teman...
Di saat yang lain berlomba membuka auratnya, memperlihatkan cantiknya, menyombongkan bentuk fisiknya, dia justru menjilbabi dirinya.
Bertahun ku lihat dia seolah jauh dari Tuhan... telah lama ia bergelut dengan dunia gemerlap dan aturan yang tak jelas.
Tapi sekarang, ia dengan santun pakaian dan bicaranya, membuat decah kagum semua yang melihat.
Ia sadar, hidup bukan ia yang menentukan, dunia ini bukan ia yang punya, ia hanya bagian sangat kecil di dunia. Tuhanlah yang punyai dia...
Salut..
Di kala yang lain berkompetisi mencapai gengsi, membanggakan materi meski bukan dari keringat sendiri... Ia merunduk, ia tersenyum menerima kekurangannya sendiri...
Saat semua mata tertuju lebih kepada yang fana...ia siapkan dirinya menuju yang baka...
Tiba-tiba saja...sesak memenuhi rongga dadaku.
Satu pertanyaan muncul...
Apa aku sudah seperti dia?
Apakah jilbab ini sudah sempurna, bahkan menjilbabi hatiku?
Padahal, apa lagi yang kucari dalam hidup ini...apalagi yang mau ku kejar..? ambisi yang mengalahkan ketaatanku pada Tuhan?
Harusnya aku bersyukur dengan sebenar-benarnya bersyukur... bukan bersyukur dengan semu yang hanya ingin dilihat semua orang.
Harusnya aku berempati dengan kesulitan orang lain, bukan membanggakan kemudahan yang ku dapat kepada mereka...
Harusnya aku tidak begini..!!!
Salut, kawan..
Buatmu yang mengingatkanku...!
Di saat yang lain berlomba membuka auratnya, memperlihatkan cantiknya, menyombongkan bentuk fisiknya, dia justru menjilbabi dirinya.
Bertahun ku lihat dia seolah jauh dari Tuhan... telah lama ia bergelut dengan dunia gemerlap dan aturan yang tak jelas.
Tapi sekarang, ia dengan santun pakaian dan bicaranya, membuat decah kagum semua yang melihat.
Ia sadar, hidup bukan ia yang menentukan, dunia ini bukan ia yang punya, ia hanya bagian sangat kecil di dunia. Tuhanlah yang punyai dia...
Salut..
Di kala yang lain berkompetisi mencapai gengsi, membanggakan materi meski bukan dari keringat sendiri... Ia merunduk, ia tersenyum menerima kekurangannya sendiri...
Saat semua mata tertuju lebih kepada yang fana...ia siapkan dirinya menuju yang baka...
Tiba-tiba saja...sesak memenuhi rongga dadaku.
Satu pertanyaan muncul...
Apa aku sudah seperti dia?
Apakah jilbab ini sudah sempurna, bahkan menjilbabi hatiku?
Padahal, apa lagi yang kucari dalam hidup ini...apalagi yang mau ku kejar..? ambisi yang mengalahkan ketaatanku pada Tuhan?
Harusnya aku bersyukur dengan sebenar-benarnya bersyukur... bukan bersyukur dengan semu yang hanya ingin dilihat semua orang.
Harusnya aku berempati dengan kesulitan orang lain, bukan membanggakan kemudahan yang ku dapat kepada mereka...
Harusnya aku tidak begini..!!!
Salut, kawan..
Buatmu yang mengingatkanku...!
kunjungi juga situsku ya:
BalasHapushttp://aemnorah.multiply.com/
ruang yang terisi yang ruingan-ringan saja, namun menyejukkan mata....
Salam,
AEM