Belajar Rukun dan Bertoleransi dari Keluarga Kawanua, Kisah di Perayaan Natal Kunci Taon 2020


Saya hadir di acara ini bersama beberapa blogger lainnya atas undangan seorang teman, Lisa namanya. Saya sempat berpikir, saya yang berjilbab ini apakah pantas hadir di sebuah ibadah perayaan natal. Ternyata, acara yang diadakan oleh Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) yang diketuai oleh Ronnie Frankie Sompie ini merupakan acara perayaan natal sekaligus silaturahmi keluarga KKK yang anggotanya ada dalam keluarga kesukuan Minahasa di seputar Sulawesi Utara. Pantas saja, ketika memasuki gedung tempat berlangsungnya acara, saya melihat banyak juga undangan muslim dan agama lainnya yang hadir termasuk dari perwakilan pemerintah daerah Sulawesi Utara.

Sekitar empat ribu undangan menghadiri acara yang diadakan di gedung Integrity Convention Center (ICC) Kemayoran, Jakarta Pusat pada tanggal 1 Februuari 2020 itu. Riuh gembira peserta terasa dari tengah ruang acara ini. Anggota KKK dari berbagai penjuru hadir yang terlihat dari jajaran bis rombongan dari beberapa asal lokasi memenuhi parkiran sekitar gedung ini.



Acara dibuka dengan tarian Maengket yang dibawakan oleh grup Sanggar Rontor yang berasal Minahasa dengan pakaian adat khas daerah ini. Beberapa kidung natal pun dilantunkan oleh seniman dan musisi pendukung acara. Peserta yang beragama kristiani mengikuti ibadah ini dengan khidmat dan kami dari undangan agama lain pun menyimak dengan tenang. Sungguh suasana kedamaian dan kebersamaan yang begitu kental menyeruak di arena acara yang bertema "Hiduplah Sebagai Sahabat Bagi Semua Orang" ini.



Salah satu acara inti dari ibadah perayaan ini adalah sesi pengucapan syukur dan perenungan yang dipimpin oleh Pendeta Max Bolang yang isinya penuh kesejukan. Pesan sang pendeta cukup universal. Saya sendiri yang seorang muslim ikut dalam perenungan yang diantarkan oleh Pendeta ini. Beliau mengajak semua peserta untuk bersyukur atas apa yang sudah kita peroleh, introspeksi diri dan meninggalkan kebiasaan buruk di tahun 2019 untuk menjadi pribadi yang lebih baik di tahun 2020. Gaya khotbah Pendeta Max Bolang ini menurut saya cukup sesuai dengan pola pikir generasi saat ini termasuk cara berpikir modern generasi senior. Mulai makanan yang kita makan, apa yang kita ucapkan hingga penampilan dibahas oleh sang pendeta dengan gaya humoris. Tak jarang peserta pun meledak tawanya mendengar apa yang beliau sampaikan.

Satu momen mengharukan yang menunjukkan eratnya kekeluargaan dari organisasi KKK ini yaitu ketika Pendeta Max Bolang mengajak Ronnie Sompie beserta istri ke atas panggung dan meminta semua peserta yang hadir memberikan doa untuk keluarga mereka. “Pak Ronny adalah pejabat yang telah berjasa dan mengabdi dengan tulus untuk bangsa dan negara, sehingga mendapat bintang jasa. Kita berdoa agar beliau ke depan mendapatkan jabatan lain yang lebih baik. Tapi semuanya kita serahkan pada Tuhan Yang Mahakuasa,” ucap pendeta Bolang. Ini tentunya terkait apa yang baru terjadi pada karir politik seorang Ronnie Sompie belakangan ini. Sang pendeta tidak menyalahkan siapapun tapi memilih mengajak jemaat serta para undangan mendoakan segala hal yang baik bagi semua orang terutama bagi keluarga besar Ronnie Sompie. Begitulah kekompakan kerukunan adat, ketika satu merasa kesusahan maka yang lain akan merasakan susah juga. Begitupun jika satu dari mereka merasa bahagia maka mereka berbagi bahagia itu untuk semua.

KKK sendiri adalah sebuah organisasi non profit yang telah lama bergerak di bidang sosial kemasyarakatan. KKK yang dibentuk untuk menjaga persaudaraaan dan melestarikan budaya Minahasa ini telah tersebar anggotanya di berbagai negara termasuk mereka yang sudah lama di perantauan (diaspora).

Selain momen perayaan agama seperti ini, KKK juga melakukan bakti sosial berupa penyaluran sembako, baju layak pakai, obat-obatan, peralatan kebersihan untuk korban banjir di sekitar Jakarta, awal Januari 2020 lalu.

Sumbangan yang terkumpul di organisasi ini diperoleh atas dukungan Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey, bupati dan wakil bupati Minahasa serta organisasi Perempuan Perempuan Tanah Minahasa (P2TM), masyarakat Kawanua, Bantik, Kakas seJabodetabek dan banyak pihak lainnya.
Saya yakin banyak kerukunan adat di Indonesia yang mempunyai silaturahmi seerat ini tapi Kerukunan Keluarga Kawanua ini sangat terbuka dalam menjalin hubungan baik bagi semua kalangan suku bangsa dan agama. Semoga semakin banyak acara positif yang digelar oleh KKK. Damai, rukunlah Indonesia bersama kerukunan masyarakat adatnya...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi "Masawang-sawangan" dan "Matombol-tombolan" Keluarga Kawanua dan Khidmat Paskah dalam Masa Pandemi Covid-19

Ketika Sambal Roa dan Pecel Madiun Bertemu dalam Jamuan Sosial dan Kekinian

Pidato Jokowi dan Kiprah Indonesia di PBB