"Bukan Ratu Sejagat, Catatan Seorang Tourist Guide" Perjalanan Sahabatku Ira Lathief

Pada tanggal 27 Juni 2019 lalu, sahabat saya Ira Lathief meluncurkan bukunya yang ke-17 yang menggambarkan keseruan profesi tour guide, kecintaannya pada kota tempat tinggalnya, tanah airnya serta rasa syukurnya pada anugerah yang ada di dirinya. 
"Bukan Ratu Sejagat," kenapa ya judulnya gitu? Kata Ira, ia terilhami oleh tugas para duta negeri dalam ajang kecantikan internasional yang membawa misi mempromosikan kebudayaan dan keindahan negerinya masing-masing. Ira sadar dirinya bukan ratu sejagat tapi warganegara yang bangga pada tanah air dan warisan leluhurnya, yang juga menjadi duta bagi kota tempat tinggalnya.
Tulisan Ira Lathief di buku ini adalah hasil kontemplasi panjang dengan caranya yang asyik dalam bertemu orang dari berbagai latar belakang budaya. Ini juga merupakan karya dari perenungan makna tanah kelahirannya ini bagi dirinya dan orang lain. 
Ira mendapati bahwa sangat tidak berguna walau setinggi apapun ilmu seseorang dan sejauh apapun orang pernah melanglang buana jika tidak mengenal kampung halamannya sendiri. Bagaikan tidak mengenal jati diri, itu kegelisahan seorang Ira Lathief sebelun ia mengajak warga Jakarta lebih mengenal kotanya sendiri melalui aneka tur tematiknya. Gak heran lah, gaya atraktif tapi sangat edukatif  Ira mendorong seorang turis asing peserta turnya untuk berganti profesi menjadi tour guide juga. Penasaran yaa soal kisah ini? Simak deh, kisah di salah satu bab buku ini.
Jujur ya, saya lahir dan besar di kota Jakarta dan kebetulan launching bukunya Ira ada di museum Fatahillah yang saya sendiri belum pernah melihat isinya, seumur hidup saya. Waduh! Saya berasa ditampar oleh pertanyaan, "kemana aja lo selama ini?"... Saya memimpikan mengenal banyak kota di dunia tapi kota kelahiran sendiri gak dikenali.
Menurut saya, profesi tourguide ini bukan profesi biasa yang bisa dilakukan setengah hati. Bukan sekedar karena mereka harus mengantongi sertifikat dulu niih, tapi karena mereka harua lebih dulu mencintai daerah yang akan mereka promosikan. Mereka adalah duta daerah itu... Dalam sudut pandang negara ya mereka pahlawan misi kebudayaan yang outputnya pada devisa dalam sektor pariwisata serta tersosialisasikannya budaya asli negeri kita, gaes!
Prof. Deddy Mulyana, guru besar komunikasi lintas budaya, sangat gencar mensosialisasikan karakter setiap budaya yang berbeda dengan titik temunya dalam proses komunikasi. 
Bayangin efeknya, memahami budaya bisa mengurangi kesalahan penafsiran, salah paham dan menjauhkan kita dari potensi konfik. Luar biasa ya misi promosi budaya.... Bisa membantu terciptanya perdamaian loh!
Saya sudah membaca sebagian dari isi buku yang ditulis Ira Lathief ini yang isinya juga kuat dengan nuansa passion yang ia miliki. Pesan ini juga penting loh, jangan melakukan suatu profesi cuma karena mengejar uang! Pastikan hatimu juga ada di situ! Ya, passionlah yang utama.
Cerita-cerita yang dikemas menarik dengan gambarnya ini disajikan dalam bentuk ebook yang bisa dibeli di sebuah aplikasi bernama Bookslife. Saya yakin buku digital ini bisa mengefektifkan transfer pesan yang baik mengenai dunia kepariwisataan dan budaya kepada masyarakat. 
Sehabis membacanya, saya koq ya makin semangat jalan-jalan di Jakarta dan kampung halaman papa dan mama saya ya... (modus nih ceritanya... bilang aja mau liburan, hahaha)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Sambal Roa dan Pecel Madiun Bertemu dalam Jamuan Sosial dan Kekinian

Pengalaman Room Tour di Rooms Inc untuk Rekomendasi Hotel di Semarang

Pidato Jokowi dan Kiprah Indonesia di PBB