Capres & cawapres bermental kerdil...

Pemilu presiden 8 Juli 2009 semakin dekat. Persaingan antar capres&cawapres mulai meninggalkan etika dan aturan. Saya melihat bahwa permainan mereka semakin kotor. Miris rasanya. Padahal sebelumnya saya sangat berharap ada kemajuan dalam kampanye ini. Setiap capres mulai mencari-cari 'borok' lawan politiknya...mengorek-ngorek masa lalu gelap, bahkan yang terparah mengambil kesempatan atas segala peristiwa untuk memfitnah lawan dan mengangkat diri sendiri. Auucccchh..! Kerdil benar mental mereka. Begitu merasa mulai kalah saingan, fitnah pun jadi pilihan.


Saya melihat, salah seorang capres mulai kebingungan karena diserang bertubi-tubi oleh lawan-lawannya, difitnah seolah dia berpraktek kolusi dan nepotisme lah...sampai dibilang dendam dengan salah satu badan pemberantas korupsi.


Mental mereka benar-benar kerdil. Percuma diberi bekal pendidikan akademis maupun agama, toh moral mereka tetap saja bobrok... Ada yang mencemooh kinerja pemerintah padahal dia masih jadi bagian dari pemerintah. Bahkan, mengaku-ngaku berjasa atas perdamaian suatu daerah meskipun penduduk daerah itu sendiri gak mengakuinya. Ada juga yang berkedok cinta rakyat miskin padahal dirinya bermewah-mewahan dan menimbun harta. Coba saja kalau syarat jadi capres&cawapres itu kalau menang akan menghibahkan setengah dari aset kekayaannya untuk rakyat miskin, tentu saja mereka akan mundur satu persatu.


Muak rasanya melihat fenomena ini...

Sebenarnya pihak yang diserang pun memang tidak seratus persen baik atau benar, tapi setidaknya kelebihsantunan telah ia tunjukkan. Mungkin dengan sikap itu dia bisa mendapat simpati lebih dari rakyat dan menang di pemilihan nanti. Yang jadi pertanyaan, kalau setiap persaingan capres&cawapres harus begini modelnya, kapan kita benar-benar memilih presiden dan wakilnya atas dasar kualitas????

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi "Masawang-sawangan" dan "Matombol-tombolan" Keluarga Kawanua dan Khidmat Paskah dalam Masa Pandemi Covid-19

Ketika Sambal Roa dan Pecel Madiun Bertemu dalam Jamuan Sosial dan Kekinian

Pidato Jokowi dan Kiprah Indonesia di PBB