Tour Virtual ke Kota Suci Mekkah bareng Lions Club Jakarta Nusantara, Wisata Sambil Beramal

Kemarin, Kamis 20 Agustus 2020, untuk kesekian kalinya saya mengikuti tour virtual. Kali ini saya mengikuti tour virtual ke kota suci Mekkah bersama dengan Lions Club Jakarta Nusantara yang bekerjasama dengan Wisata Kreatif Jakarta. Tour ini diadakan dalam rangka tahun baru Hijriyah dan juga menjadi tour amal karena hasil bersih dari kegiatan ini akan digunakan untuk Program Bakti Sosial Relieving The Hunger (Memberi Makan Kaum Duafa) oleh Lions Club Jakarta Nusantara.

Ira Lathief yang memandu tur ini adalah  pemandu tur yang juga pendiri Wisata Kreatif Jakarta dan penggagas ide-ide wisata kreatif. Sumber foto: tangkapan layar ponsel pribadi.

Wisata kota suci yang dilakukan melalui aplikasi Zoom ini dipandu tour guide Ira Lathief yang sudah sangat berpengalaman di dunia tour guide.

Lions Club sendiri adalah sebuah organisasi nirlaba yang berinduk di Amerika Serikat dan sudah berusia di atas 100 tahun. Kegiatan sosial mereka banyak, beberapa di antaranya yaitu membantu penderita kanker dan bantuan sosial bagi kaum dhuafa. Itu yang saya tau, selebihnya saya lihat organisasi ini punya sangat beragam aktifitas sosial.


Meskipun ini tour ke kota suci umat Islam, peserta tour yang berjumlah 98 orang ini sangat beragam, bukan cuma dari kalangan muslim. Tentu saja ya, kota Mekkah toh sudah jadi kota besar dunia yang memiliki banyak sejarah.

Layaknya tour asli, tour virtual ini diawali dari bandara  di Jakarta. Kami bersuka ria layaknya serombongan yang bersiap melakukan perjalanan sekitar 12 jam menuju Jeddah. Setibanya di Jeddah kami melihat beberapa alternatif kendaraan menuju kota Mekkah dan kami memilih kereta cepat. Kereta ini merupakan salah satu kereta tercepat di dunia menyaingi Shinkansen di Jepang.

Inilah enaknya sebuah tour virtual, wisata dilakukan lebih cepat dan lebih bisa melihat secara menyeluruh walaupun tidak mendetail. Dan, peserta tur non muslim juga bisa ikut masuk ke kota Mekkah dengan tour ini.


Memasuki kota Mekkah, merinding rasanya melihat bangunan Masjidil Haram yang luas dan saat ini dikelilingin kompleka Hajar Bait yaitu gedung-gedung tinggi termasuk hotel mewah dan menara jam atau Clock Tower. Itu adalah menara jam terbesar di dunia yang ukurannya jauh lebih besar dari Big Ben di London.  Dan hebatnya, lampu Clock Tower di malam hari bisa terlihat sampai puluhan kilometer jauhnya dan bisa jadi bangunan penanda lokasi Masjidil Haram.

Masjidil Haram tak pernah sepi dari manusia. Selama 24 jam selalu ada jemaah yang mengitari Ka'bah. Bahkan selama musim pandemi Covid-19 ini pun Pengelola Masjidil Haram meminta setidaknya ada pengurus mesjid yang bergantian mengitari Kakbah. Suara adzan dari Masjidil Haram pun bisa didengar sampai puluhan kilometer. Ini karena Masjidil Haram menjadi pusat aktifitas muslim di saat pelaksanaan ibadah haji dan umroh yang dilakukan di beberapa tempat di kota Mekkah.

Setelah puas melihat pusat kota, Masjidil Haram hingga bukit Jabal dimana tempat ibadah haji dan umroh berlangsung, kami dibawa menuju sisi kota. Di sini terdapat beberapa museum yang salah satunya adalah museum tentang para sahabat Nabi Muhammad. Mungkin karena lokasinya jauh dari Masjidil Haram, museum-museum ini kurang ramai dikunjungi.

Menurut Ira sang tour guide yang juga adalah pendiri komunitas Wisata Kreatif Jakarta, kota besar Mekah sendiri penduduknya tidak banyak, cuma sekitar dua juta orang. Tapi, di musim.ibadah haji, kota suci ini akan sangat padat dengan manusia. Bangunan di Mekkah khususnya di seputaran Masjidil Haram pun sudah padat dan semakin banyak karena banyaknya proyek ambisius pemerintah Arab Saudi yang ingin menaikkan kapasitas jamaah haji dan umroh ke kota ini. Fasilitas baru yang canggih dibangun di sana-sini. Sungguh nuansa religi yang harmonis dengan perkembangan zaman.

Video demi video, foto dan narasi dari sang tour guide Ira rupanya membawa peserta tour menikmati perjalanan virtual ini. Peserta sahut menyahut seperti percakapan dalam sebuah perjalanan bersama. Meskipun ada sedikit kendala teknis koneksi yang sempat terjadi, keseruan tour ini tidak berkurang.
Ira juga banyak menceritakan sejarah kota Mekkah yang tak lepas dari sejarah lahir dan berkembangnya peradaban Islam di dunia. Peserta tour yang non muslim pun bisa menikmati wawasan sejarah baru yang mereka dapatkan dari tour ini. Di ujung cerita, Ira juga menyampaikan kisah cinta antara Nabi Muhammad dengan istri pertamanya, Siti Khadijah RA yang sangat disegani di kota Mekkah ini. Sungguh menambah pengalaman batin para peserta tour meskipun tak menginjak kota ini langsung.

Tour yang dipandu panitia dari Lions Club Jakarta Nusantara ini juga menyisipkan kuis di pertengahan dan akhir tour yang menambah keseruan kegiatan tour ini. Peserta pun kompak dan ceria layaknya sedang bepergian bersama.

Di balik tour virtual ini ada misi utama yaitu kegiatan amal bagi kaum dhuafa dan telah terkumpul 10 juta rupiah donasi selama kegiatan tour virtual ini berjalan hingga selesai. Sungguh ini sebuah kerja sosial yang bermanfaat bagi semua yang terlibat dan tentunya menyenangkan. Ternyata masa pandemi tidak menjadi penghalang kita untuk berwisata bahkan sambil menebar kebaikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi "Masawang-sawangan" dan "Matombol-tombolan" Keluarga Kawanua dan Khidmat Paskah dalam Masa Pandemi Covid-19

Ketika Sambal Roa dan Pecel Madiun Bertemu dalam Jamuan Sosial dan Kekinian

Pidato Jokowi dan Kiprah Indonesia di PBB