Belajar dari Si Penari Kecil...



Langkah-langkah kecil itu hadir di tengah-tengah kami. Dengan lilin di genggamannya, mereka menari dan berformasi seiring hentakan musik tradisional India. Keindahan nan eksotis pun merebak.
Sekilas tak ada yang aneh dari delapan penari cilik itu. Aku tak menyangka bahwa tak ada satu pun dari mereka yang bisa melihat. Mereka adalah anak-anak penyandang tuna netra yang dibina oleh Ramana Maharishi Academy for The Blind yang diundang untuk menari dalam perhelatan konferensi AMARC Regional Asia Pasifik II di Bangalore, India. Rasa kagum dan haru pun membuncah.
Menjadi buta bukan penghalang bagi mereka untuk berkarya. Naluri yang kuat telah menyempurnakan panca indera yang ada. Walau tak bisa melihat segala keindahan di dunia, mereka tetap bisa menciptakan keindahan bagi yang memandangnya.
Sungguh Tuhan maha adil. Ia berikan kelemahan pada setiap orang untuk diberi kelebihan di sisi lainnya, begitu pun sebaliknya. Dia berikan kesempatan mahluknya untuk saling memberi dan melengkapi. Lilin yang mereka bawa tak hanya menerangi setiap sudut ruang, tetapi juga jiwa kami dan membuka mata hati akan pentingnya menghargai perbedaan, mencintai kekurangan dan melawan keterbatasan.
Semoga semangat ini akan tetap kita jaga...

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Sambal Roa dan Pecel Madiun Bertemu dalam Jamuan Sosial dan Kekinian

Tradisi "Masawang-sawangan" dan "Matombol-tombolan" Keluarga Kawanua dan Khidmat Paskah dalam Masa Pandemi Covid-19

Pengalaman Room Tour di Rooms Inc untuk Rekomendasi Hotel di Semarang