Sasa Berbagi Masker di Petak Sembilan


Tim Sasa Bagi Masker di Petak Sembilan
Tim Sasa bersama Ira Lathief yang berpose di Klenteng Jin de Yuan .

Di akhir pekan yang lalu tim Sasa kembali mengadakan aksi sosial berbagi masker dan pelindung wajah di pusat keramaian. Hari itu juga adalah dua hari menjelang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta kembali diterapkan karena tingginya angka kasus tertular Covid-19 di kota ini. Di momen ini, tim Sasa mengunjungi kawasan pasar Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat.

Buat tambahan info saja nih, Glodok adalah salah satu kawasan pecinan (China Town) tertua di Indonesia yang sudah berusia lebih dari 4 abad. Di kawasan ini juga setiap jelang Tahun Baru Imlek warga Tionghoa datang berbondong-bondong untuk berbelanja kebutuhan Imlek.

Tak cuma itu, pasar di Petak Sembilan Glodok yang pedagangnya lebih banyak mengambil area gang sempit juga ramai hampir di setiap harinya. Area ini juga terkenal sebagai surga kuliner. Di sini ada satu resto legendaris yaitu Pantjoran Tea House yang menyajikan menu teh dan masakan spesial. Ada juga warung kopi yang sudah berusia tua dan konon sudah ada dan jadi langganan presiden pertama RI, Soekarno. Banyak pecinta kuliner dan pemburu barang antik khas Tionghoa datang ke pasar ini baik di hari biasa maupun akhir pekan. 

Di kawasan Petak Sembilan ini, kita tak cuma melihat jejeran pedagang tapi juga tempat ibadah untuk agama Kong Hu Chu yang biasa disebut Klenteng (Vihara Dharna Bhakti) dan sebuah gereja dengan arsitektur bangunan khas Tionghoa (Gereja Santa Maria De Fatima). Jadi, tempat ini sangat menarik untuk dikunjungi karena kebutuhan belanja, wisata kuliner hingga wisata rumah ibadah.

Ira Lathief dan saya yang ikut dalam aksi sosial berbagi masker ini tidak asing lagi dengan kawasan Petak Sembilan. Di masa sebelum pandemi, Ira bahkan setiap minggunya berkunjung ke kawasan ini dan menjadi pemandu tour.

Memang sangat tepat bagi tim Sasa untuk melakukan aksi kepedulian dengan berbagi masker di kawasan ini. Kepadatan pengunjung di sini memang membuat kawasan Petak Sembilan cukup rawan untuk jadi media penularan virus Corona yang sedang mewabah ini.

Selain di area pasar, rumah ibadah di kawasan ini juga membutuhkan perhatian khusus. Penerapan kebiasaan baru atau masa transisi mengharuskan para penghuni di kawasan ini disiplin dan taat pada aturan protokol kesehatan.

Dimulai di pagi hari, tim Sasa yang dikoordinir oleh Rida Atmiyanti, Corporate Communication Manager PT Sasa Inti menelusuri jalan-jalan di seputar kawasan ini. Dua ratus masker ditambah pelindung wajah telah disiapkan untuk para pedagang maupun pengelola rumah ibadsh di lokasi ini.

Di awal kegiatan, tim Sasa pun memberikan pengarahan mengenai protokol kesehatan dengan dipandu oleh dua orang dokter yang sedang praktek di rumah sakit. Tak cuma mendapatkan informasi mengenai kesehatan, sekitar puluhan pedagang juga menerima goodie bag berisi bumbu-bumbu dari Sasa.

Setelah pengarahan kesehatan dilakukan, kami pun membagikan masker dan pelindung wajah pada sekitar dua ratus pedagang dan juga pengurus rumah ibadah. Pengurus klenteng Jin de Yuan di kawasan ini pun menerima masker, pelindung wajah dan juga goodie bag.

Para pedagang dan pengurus rumah ibadah pun antusias untuk mendapatkan masker dan pelindung wajah. Di area ini dalam masa pandemi, masker dan pelindung wajah adalah salah satu benda terpenting untuk melindungi kesehatan warga.

Dengan himbauan dan pembagian masker dari tim Sasa, semoga para pedagang dan pengurus rumah ibadah di area ini selalu ingat untuk menerapkan protokol kesehatan agar bisa saling melindungi satu sama lain dari penularan virus berbahaya. 

Masker merah Sasa bermotif ukiran putih yang cantik itu pun kini menghiasi wajah beberapa pedagang yang sumringah ini. Semoga sehat terus semuanya.










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi "Masawang-sawangan" dan "Matombol-tombolan" Keluarga Kawanua dan Khidmat Paskah dalam Masa Pandemi Covid-19

Ketika Sambal Roa dan Pecel Madiun Bertemu dalam Jamuan Sosial dan Kekinian

Pidato Jokowi dan Kiprah Indonesia di PBB